Pengertian dan Konsep Dasar Kurikulum
Menurut
Suyanto (2007), kurikulum merupakan sebagai aktifitas yang menyangkut semua
kegiatan yang dilakukan dan dialami peserta didik dalam perkembangan baik
formal maupun informal guna mencapai tujuan. Lebih lanjut E. Mulyasa (2014),
mengungkapkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,kompetensi
dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar
dan tujuan pendidikan.
Dari pengertian kurikulum di atas,
seiring berkembangnya waktu pengertian kurikulum terus berkembang dengan
perkembangan teori dan praktik. Dengan beragamnya pendapat secara teoritis,
agak sulit untuk menemukan pengertian yang dapat dirangkum semua pendapat.
Berdasarkan hasil kajian beberapa dimensi pengertian kurikulum R. Ibrahim
(2005), mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu:
Dimensi
ini memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah
atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum dapat juga
menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar,
kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi.
2. Kurikulum Sebagai Sistem
2. Kurikulum Sebagai Sistem
Dimensi
ini memandang kurikulum sebagai bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup
struktur personalia dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem
adalah tersusunnya kurikulum.
3. Kurikulum
Sebagai Bidang Studi
Dimensi
ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum.
Hal ini merupakan ahli kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep – konsep
dasar tentang kurikulum, melalui studi kepustakaan dan kegiatan penelitian dan
percobaan, sehingga menemukan hal-hal baru, yang dapat memperkaya dan
memperkuat bidang studi kurikulum.
Pengertian ini senada dengan Nana
Syaodih Sukmadinata (2005), mengungkapkan bahwa pengertian kurikulum ditinjau
dari tiga dimensi, yaitu: 1) Sebagai ilmu; 2) Sebagai sistem; dan 3) sebagai
rencana.
Dari pendapat ahli di atas dapat
diambil pengertian mengenai kurikulum secara umum. Kurikulum merupakan bentuk
kegiatan untuk atau telah dilakukan pada tingkat satuan pendidikan yang
mempunyai tujuan, dan pedoman penyelenggaraan proses pendidikan. Dan kurikulum
merupakan tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk institusi
pendidikan yang berupa proses dan memiliki kompetensi. Pada dasarnya kurikulum
adalah semua kegiatan yang dirancang bagi terdidik untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Lebih
lanjut Purwadi (2003) menjabarkan pengertian kurikulum menjadi enam bagian,
yaitu:
1. Kurikulum
sebagai ide.
2. Kurikulum
formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum.
3 3. Kurikulum
menurut persepsi pengajar.
4. Kurikulum
operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas.
5. Kurikulum
experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik.
6. Kurikulum
yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
Berbagai
tafsiran tentang kurikulum dapat ditinjau dari segi lain sehingga penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1 1. Kurikulum
dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil karya para pengembang
kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya dituangkan dalam bentuk buku
atau pedoman kurikulum yang misalnya berisi sejumlah mata pelajaran yang harus
diajarkan.
2. Kurikulum
dapat pula dipandang sebagai program, yakni alat yang dilakukan oleh sekolah
untuk mencapai tujuannya. Ini dapat berupa pengajaran berbagai mata pelajaran
tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi
perkembangan siswa misalnya perkumpulan sekolah, ertandingan, pramuka, warung
sekolah, dan lain-lain.
3. Kurikulum
dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari
siswa, yakni pengetahuan, sikap keterampilan tertentu. Apa yang diharapkan
akan dipelajari tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar dipelajari.
4. Kurikulum
sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan di atas berkenaan dengan perencanaan
kurikulum sedangkan pandangan ini mengenai apa yang secara aktual menjadi
kenyataan pada tiap siswa. Ada kemungkinan, bahwa apa yang diwujudkan pada diri
anak berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana.
Comments