Budidaya Sapi Perah dan Biogas sebagai Daya Tarik Wisata di Samirono
Desa
Samirono Kecamatan Getasan terletak 35 km di sebelah selatan dari Ibu kota Kabupaten
Semarang. Berdasarkan topografinya, Desa Samirono termasuk desa yang berada di
wilayah dataran tinggi Kabupaten Semarang. Desa yang terletak di sebelah utara
lereng Gunung Merbabu ini memiliki pemandangan alam yang menawan. Berada di
ketinggian 1.004 mdpl menjadikan desa ini memiliki suhu udara yang sejuk dan
asri. Sesuai dengan kondisi alamnya, wilayah Desa Samirono sangat mendukung
untuk sektor perkebunan dan peternakan khususnya sapi perah.
Desa Samirono terdiri atas lima dusun, yaitu Dusun Kendal, Pongangan, Samirono, Tawang dan Watulawang. Di Desa Samirono terdapat kurang lebih 830 Kepada Keluarga atau 635 rumah tangga (Data Pemdes Samirono, 2022). Desa dengan jumlah penduduk 2.446 jiwa ini (Data BPS, 2022) sebagian besar bekerja sebagai petani/pekebun dan peternak sapi perah. Produk komoditas pertanian/perkebunan yang ditemui di desa ini diantaranya cengkih, kopi, teh, alpukat, mangga, sayuran (sawi putih, sawi keriting, selada, dan lain sebagainya). Sedang untuk komoditas tanaman holtikultura yang dihasilkan seperti cabai, tomat, jepan, terong dan lain sebagainya. Komoditas peternakan yang dibudidayakan oleh masyarakat yaitu ayam, kambing dan sapi. Kebanyakan masyarakat memelihara hewan ternak sapi baik jenis pedaging dan perah. Sesuai data, ternak sapi yang dipelihara oleh masyarakat kurang lebih berjumlah 1.450 ekor. Hal ini dapat diasumsikan bahwa rata-rata setiap rumah tangga memiliki minimal 2 ekor sapi (Data Pemdes Samirono, 2023).
Foto Ternak Sapi Perah milik warga (Dok. Pribadi)Masyarakat Desa Samirono mulai beternak sapi perah sejak tahun 1986. Pada waktu itu jumlah populasi sapi perah terbilang masih sedikit. Sebagai penanda masa transisi dari pertanian konvensial ke budidaya ternak sapi perah pada tahun 1994 maka dibangunlah patung sapi di Dusun Pongangan Desa Samirono oleh Kelompok Tani Wargo Rukun Dusun Pongangan secara swadaya. Patung sapi ini telah menjadi icon bagi Desa Samirono sebagai sentra peternakan sapi perah dan sentra produksi susu segar di wilayah Kecamatan Getasan. Keberhasilan budidaya ternak sapi perah telah mengantarkan Kelompok Tani Wargo Rukun Dusun Pongangan menjadi Juara 1 dalam lomba kelompok tani tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 1995 dan Juara 2 Lomba Kelompok Tani Kredit Usaha Tani Konservasi di Daerah Aliran Sungai (KUK DAS) tingkat Nasional Tahun 1998 (Profil Desa Samirono, 2022).
Desa Samirono selain dikenal sebagai sentra produksi susu sapi segar yang melimpah, juga sebagai penyumbang pupuk kandang untuk pertanian. Berbanding lurus dengan banyaknya jumlah hewan ternak sapi yang dibudidayakan oleh masyarakat, bertambah banyak pula produksi limbah kotoran sapi yang dihasilkan. Produksi kotoran ternak segar perhari untuk sapi perah dengan bobot 500 – 600 kg dapat memproduksi kotoran sebanyak 30-50 kg perhari (PPSDM KEBTKE, 2017a). Sehingga dapat diperkirakan jumlah rata-rata limbah kotoran ternak yang dihasilkan di Desa Samirono dalam sehari tidak kurang dari 40 ton.
Sebelum
masyarakat mengenal biogas, limbah kotoran sapi baru dimanfaatkan sebagai pupuk kandang untuk memupuk tanaman. Limbah kotoran sapi yang melimpah kadang kala
memunculkan permasalahan pencemaran lingkungan yang berdampak pada kesehatan. Sebab
dahulu masih banyak ditemukan beberapa peternak yang menumpuk kotoran ternak
segar di kandang sehingga memicu bau yang tidak sedap. Saat musim penghujan tumpukan limbah kotoran sapi bercampur dengan air hujan serta terbawa aliran air ke selokan sehingga memicu pencemaran
aliran sungai. Pada waktu itu, keberadaan limbah kotoran ternak belum
termanfaatkan dengan baik.
Bapak Taj Yasin, Wakil Gubernur Jawa Tengah meninjau pemanfaatan digester biogas di Dusun Pongangan pada 22 Oktober 2022 (Dok. Pribadi)
Potensi limbah kotoran ternak yang melimpah mendorong para peternak untuk mencari solusi agar dapat dimanfaatkan dengan baik serta tidak mencemari lingkungan. Gayung pun bersambut, Pemerintah Kabupaten Semarang melalui Dinas Peternakan membangun satu unit bangunan digester biogas percontohan di rumah Bapak Suyut pada tahun 1994. Digester biogas berukuran 5m2 ini merupakan digester yang pertama kali dibangun di Desa Samirono. Melihat besarnya manfaat dari biogas, Pemerintah Desa Samirono berupaya mengajukan proposal bantuan pembangunan digester biogas. Sampai dengan tahun 2023 telah terbangun digester biogas dengan berbagai ukuran sebanyak 94 unit (Data Pemdes Samirono, 2023).
Foto nyala api biru dari kompor biogas (Dok. Pribadi)
Energi alternatif biogas dihasilkan dari proses fermentasi kotoran sapi di dalam ruang digester secara anaerobik (tanpa udara). Proses fermentasi ini akan menghasilkan gas metana (CH4) yang merupakan senyawa hidrokarbon mudah terbakar (PPSDM KEBTKE, 2017b). Inovasi biogas yang diterapkan di Desa Samirono menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT) Biogas dapat mengurangi ketergantungan pada penggunaan energi fosil. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai pengganti Gas LPG untuk memasak sehari-sehari maupun untuk lampu penerangan ketika listrik padam.
Pengelolaan
digester biogas di Desa Samirono menerapkan prinsip zero waste management (pengelolaan
bebas sampah). Digester biogas tidak hanya dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi biogas saja namun hasil sampingnya juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk
organik bio slurry. Bio slurry adalah limbah akhir dari
pengolahan biogas yang sudah tidak mengandung gas mentana. Pupuk organik bio
slurry kaya akan nutrisi yang baik bagi tanaman. Penggunaan pupuk organik
dapat menjadi alternatif pengganti pupuk kimia. Di Desa Samirono, pengolahan
pupuk organik dilakukan di Rumah Pengolah Pupuk Organik yang dikeloka oleh
Kelompok Tani Biogas “Sembada”. Hasil produksi pupuk ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk para petani di wilayah Desa Samirono serta dijual umum untuk warga luar desa yang membutuhkan. (Profil Desa Samirono, 2022).
Proses Fermentasi Pupuk Organik Bio Slurry di Rumah Pengolah Pupuk Organik Desa Samirono (Dok. Pribadi)
Melalui
Program Desa Mandiri Energi, Pemerintah Desa Samirono mendorong pemanfaatkan potensi lokal
desa untuk pemenuhan kebutuhan energi secara mandiri. Kemandirian energi bukan
hanya mengurangi ketergantungan energi fosil yang terbatas namun juga meningkatkan
perekonomian masyarakat. Dengan pemanfaatan EBT Biogas, masyarakat dapat
menghemat pengeluaran belanja gas LPG sehingga dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Keberhasilan dalam mendorong pemanfaatan EBT Biogas telah
mengantarkan Desa Samirono menjadi salah satu nominasi penghargaan Desa Mandiri
Energi Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2023. Berdasarkan kategorinya, Desa
Samirono mendapat penghargaan sebagai Desa Mandiri Energi (DME) kategori
berkembang. Sebagaimana diketahui ada tiga kategori nominasi yaitu inisiatif,
berkembang, dan mapan. (Dinas ESDM Prov. Jateng, 2023).
Kunjungan media dalam meliput peternakan sapi perah dan biogas di Desa Samirono (Dok. Pribadi)
Desa Samirono memiliki banyak potensi diantara kearifan lokal budaya merti dusun saparan, kesenian dan kebudayaan, kuliner dan UMKM, pemandangan alam pegunungan khususnya Gunung Merbabu, budidaya peternakan sapi perah, EBT biogas, dan lain sebagainya. Dan dewasa ini, budidaya sapi perah dan biogas telah menjadi daya tarik wisata baru bagi sebagian besar warga luar daerah. Seluruh potensi di Desa Samirono pada dasarnya telah disusun dalam paket-paket wisata, termasuk edukasi beternak sapi perah, edukasi EBT biogas dan lain sebagainya. Apabila ada pengunjung yang tertarik mengenal lebih detail tentang budidaya sapi perah dan biogas maupun potensi lainnya dapat mencoba berbagai jenis paket wisata yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Samirono. Paket Wisata Desa Samirono dapat diakses melalui media sosial @desawisata_samirono. (Profil Desa Samirono, 2022).
Referensi:
Badan Pusat Statistik Kab. Semarang.
(2022), Kecamatan Getasan Dalam Angka.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. (2023). Ralat Undangan Penghargaan Desa Mandiri Energi Nomor 005/3266 Tertanggal 9 Mei 2023 [Surat Kepala Dinas ESDM Prov. Jateng].
Pemerintah Desa Samirono. (2022), Profil Desa Samirono.
Pemerintah Desa Samirono. (2023), Data Topografi dan Monografi Desa.
PPSDM KEBTKE. (2017a). Modul Pemanfaatan
dan Pengelolaan Biogas Komunal.
PPSDM KEBTKE. (2017b). Modul Pengenalan Biogas.
Comments